Epilepsi
adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis, disebabkan oleh
lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak secara berlebihan dan berkala
atau periodik tetapi reversibel dengan berbagai etiologi, sehingga menyebabkan
berbagai gejala neurologik otak, baik berupa gangguan kesadaran, gangguan
tingkah laku, kejang-kejang, gangguan perasaan dan lain-lain. (1,2)
Hal – hal
yang perlu diketahui pada penyakit epilepsi adalah tidak menular, bukan
penyakit jiwa/kelainan mental, kecerdasasn tidak mesti terganggu, dengan
penatalaksanan yang baik umumnya mereka dapat hidup dengan normal, bukan
penyakit turunan. (2)
Penyebab
epilepsi dibagi dalam 2 kelompok : (1)
·
Epilepsi idiopatik yang
penyebabnya tidak diketahui
·
Epilepsi simptomatik yang penyebabnya
sangat bervariasi bergantung usia awitan :
-
Kelompok 0 – 6 bulan : kelainan
intra uterin, kelainan selama persalinan ( hipotensi, eklampsia,kelainan
plasenta, tali pusat menumbung, lilitan leher ), kelainan kongenital (
disebabkan oleh kromosom abnormal,radiasi, obat-obatan teratogenik, infeksi
intrapartum ), gangguan metabolik( hipoglikemik, hipokalsemia, hiponatremia,
defisiensi pirikdosin ), infeksi susunan saraf pusat ( meningitis, ensefalitis,
hidrosefalus pasca infeksi )
-
Kelompok 6 bulan – 3 tahun :
selain penyebab di atas , dapat juga timbul akibat kejang denmam terutama
kejang demam kompleks, cedera kepala, degenerasi serebral primer karena
gangguan enzim yang diturunkan contohnya enzim lipidosis, infeksi contohnya
panensefalitis sklerosa
-
Kelompok anak- anak hingga dewasa
: infeksi virus, bakteri, parasit, cedera kepala, tumor otak, gangguan pembuluh
darah
Diagnosis epilepsi mempunyai konsekuensi yang serius,
baik dari segi medis, psikososial dan ekonomis. Untuk lebih mudah mendiagnosis
epilepsi, terdapat 3 langkah utama yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pmeriksaan penunjang.
A. Anamnesis
Sebagian
besar penderita epilepsi di luar serangan / interiktal tidak menunjukkan
kelainan neurologis ataupun fisik lain sehingga diperlukan anamnesis yang baik
meliputi : (1,2)
1.
Apakah ada pingsan
2.
Apakah disertai kejang tonik,
klonik, tonik-klonik, mioklonik, atonik, advesiff atau gangguan tingkah laku
atau emosi
3.
Apakah disertai dengan aktifitas
otonomik berlebihan seperti berdebar-debar, berkeringat, ada gejala prodromata
atau melihat aura mendahului serangan
B. Pemeriksaan
Fisik
-
Pada sebagian besar penderita
biasanya tidak menunjukkan kelainan neurologik
-
Pada sebagian penderita mungin di
dapat retardasi mental, mikrosefali, kranio stenosis, makrosefal,
hemi/tertraplegi
-
Bila didapat tanda-tanda tekanan
intrakranial, maka mungkin perlu di rujuk pada dokter bedah saraf untuk
penanganan lebih lanjut
C. Pemeriksaan
Penunjang
1.
Elektro Ensefalo Grafi ( EEG )
Merupakan pemeriksaan pembantu terpenting. Adanya
gelombang epileptogenik yang perlambatannya paroksismal dapat dianggap khas
untuk epilepsi. Jika rekaman yang negatif yaitu tidak menunjukkan kelainan khas
untuk epilepsi, tidak menyingkirkan adanya epilepsi.
Kelainan EEG yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan
sawan epileptik adalah aktivitas epileptiform, yaitu berupa gelombang runcing,
gelombang paku, runcing lambat, paku lambat. Adanya kelainan fokal atau fokus
pada EEG menunjukkan adanya sawan parsial, tetapi fokus pada lobus temporalis
tidak selalu mudah di lihat, kadang memerlukan provokasi dengan hiperventilasi
atau tidur
2.
Neuro Radiologi
Pemeriksaan foto polos kepala ( mendeteksi adanya
fraktur ), CT scan ( mendeteksi adanya infark, hematom, tumor, hidrosefalus )
3.
Laboratorium
Memastikan kelainan sistemik ( hipoglikemik,
hiponatremia, uremi dan lain-lain )
Penatalaksanaan atau manajemen epilepsi bertujuan
untuk menyembuhkan atau bila tidak mampu menyembuhkan, paling tidak membatasi
gejala-gejala dan mengurangi efek samping pengobatan. (1)
Untuk penanganan epilepsi dengan hasil maksimal, ada
beberapa pedoman yang harus diperhatikan di bawah ini : (2)
1.
Diagnosis
2.
Jenis epilepsi
3.
Usia
4.
Keadaan sosio ekonomi
5.
Faktor kepatuhan
Dalam pengobatan epilepsi yang terpenting adalah
memberi obat ani epilepsi dengan dosis serendah-rendahnya yang dapat mencegah
serangan tanpa menimbulkan gejala toksis. Jika dengan satu macam obat tidak di
dapat hasil yang memuaskan, maka obat tersebut dapat diganti dengan obat lain dan
bila belum efektif dapat dikombinasikan. Penghentian obat yang pertama boleh
mendadak akan tetapi dosis berangsur-angsur dikurangi sambil menambah obat lain
yang dosisnya dinaikkan secara
bertahap juga. (2)
Pemakaian
obat antiepileptik agar benar dan bermanfaat, perlu pengetahuan tentang
farmakokinetik obat. Salah satu yang harus diketahui adalah waktu paruh obat.
Bila obat diberikan dengan dosis interval kurang atau sama dengan waktu paruh
maka akumulasi obat akan terjadi. Pada awal pengobatan, absorpsi akan melebihi
eliminasi, sehingga jumlah obat dalam tubuh akan bertambah pada pemberian ulang
dengan dosis yang sama, juga kadar obat dalam serum akan bertambah dan jumlah
obat yang dieliminasi akan bertambah, sampai suatu saat kan tercapai titik
dimana absorpsi sama dengan eliminasi dan jumlah obat dalam tubuh tetap, ini
yang dinamakan status tetap ( steady
state ). (1)
Berikut
beberapa obat anti epilepsi berdasarkan waktu paruh obat : (1)
Nama Obat
|
Dosis ( mg/kg)
|
T 1/2
|
Status tetap
|
Kadar terapeutik
|
Fenobarbital
Difenilhidantion
Karbamazepin
|
1,5 – 3
4
1,5 - 8
|
4 hari
22 jam
7-18 jam
|
10 – 15 hari
4 – 5 hari
2 – 3 hari
|
20 – 40 ug/ml
10 – 20 ug/ml
4 – 12 ug/ml
|
Beberapa
macam obat anti epilepsi berdasarkan dosis/hari : (2)
Obat
|
Dosis/hari ( dewasa ) mg/kg
|
Dosis/hari (anak) mg/kg
|
Karbamazipen
|
300-1200
|
10-20
|
Fenitoin
|
100-500
|
5-8
|
Fenobarbital
|
100-300
|
5-10
|
Etosuksimid
|
500-1500
|
15-50
|
Valproat
|
400-2500
|
20-30
|
Klonasepan
|
1,5-10
|
0,1
|
Kesimpulan
penanganan epilepsi :
1.
Penegakan diagnosis yang tepat
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2.
Pemilihan obat berdasarkan usia,
jenis kelamin dan memperhatikan waktu paruh obat
3.
Dalam penanganan dan pemberian
terapi penderita epilepsi diperhatikan faktor sosio ekonomi karena pemakaian
obat anti epilepsi yang berlangsung lama
4.
Faktor kepatuhan pasien untuk
menjamin keberhasilan terapi sangat penting, bahwa pasien minum obat secara
teratur dan untuk jangka panjang sesuai dengan petunjuk dokter
Daftar
Pustaka :
1.
Tjahjadi, T, Dikot, Y, Gunawan,
D. 2007. Gambaran Umum Mengenai Epilepsi
dalam buku Kapita Selekta Neurogi. Gajah mada University Press, Yogyakarta.
2.
Syamsudin, H. 2007. Epilepsi dalam buku Pengenalan dan
Penatalaksanaan Kasus-Kasus Neurologi. Departemen Saraf RSPAD Gatot
Soebroto, Jakarta.
Coin Casino - No Deposit Required - Casinowoworld
BalasHapusCoin Casino is an online casino that lets you 인카지노 play games for real money or for free. You can play on any deccasino device that you want, either by playing real money or 메리트카지노