Jumat, 02 September 2016

Penatalaksanaan Epilepsi


Epilepsi adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis, disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak secara berlebihan dan berkala atau periodik tetapi reversibel dengan berbagai etiologi, sehingga menyebabkan berbagai gejala neurologik otak, baik berupa gangguan kesadaran, gangguan tingkah laku, kejang-kejang, gangguan perasaan dan lain-lain. (1,2)

Hal – hal yang perlu diketahui pada penyakit epilepsi adalah tidak menular, bukan penyakit jiwa/kelainan mental, kecerdasasn tidak mesti terganggu, dengan penatalaksanan yang baik umumnya mereka dapat hidup dengan normal, bukan penyakit turunan. (2)

Penyebab epilepsi dibagi dalam 2 kelompok : (1)
·         Epilepsi idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui
·         Epilepsi simptomatik yang penyebabnya sangat bervariasi bergantung usia awitan :
-          Kelompok 0 – 6 bulan : kelainan intra uterin, kelainan selama persalinan ( hipotensi, eklampsia,kelainan plasenta, tali pusat menumbung, lilitan leher ), kelainan kongenital ( disebabkan oleh kromosom abnormal,radiasi, obat-obatan teratogenik, infeksi intrapartum ), gangguan metabolik( hipoglikemik, hipokalsemia, hiponatremia, defisiensi pirikdosin ), infeksi susunan saraf pusat ( meningitis, ensefalitis, hidrosefalus pasca infeksi )
-          Kelompok 6 bulan – 3 tahun : selain penyebab di atas , dapat juga timbul akibat kejang denmam terutama kejang demam kompleks, cedera kepala, degenerasi serebral primer karena gangguan enzim yang diturunkan contohnya enzim lipidosis, infeksi contohnya panensefalitis sklerosa
-          Kelompok anak- anak hingga dewasa : infeksi virus, bakteri, parasit, cedera kepala, tumor otak, gangguan pembuluh darah

Diagnosis epilepsi mempunyai konsekuensi yang serius, baik dari segi medis, psikososial dan ekonomis. Untuk lebih mudah mendiagnosis epilepsi, terdapat 3 langkah utama yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan pmeriksaan penunjang.

A.  Anamnesis
Sebagian besar penderita epilepsi di luar serangan / interiktal tidak menunjukkan kelainan neurologis ataupun fisik lain sehingga diperlukan anamnesis yang baik meliputi : (1,2)
1.      Apakah ada pingsan
2.      Apakah disertai kejang tonik, klonik, tonik-klonik, mioklonik, atonik, advesiff atau gangguan tingkah laku atau emosi
3.      Apakah disertai dengan aktifitas otonomik berlebihan seperti berdebar-debar, berkeringat, ada gejala prodromata atau melihat aura mendahului serangan


B.  Pemeriksaan Fisik
-          Pada sebagian besar penderita biasanya tidak menunjukkan kelainan neurologik
-          Pada sebagian penderita mungin di dapat retardasi mental, mikrosefali, kranio stenosis, makrosefal, hemi/tertraplegi
-          Bila didapat tanda-tanda tekanan intrakranial, maka mungkin perlu di rujuk pada dokter bedah saraf untuk penanganan lebih lanjut

C.  Pemeriksaan Penunjang
1.      Elektro Ensefalo Grafi ( EEG )
Merupakan pemeriksaan pembantu terpenting. Adanya gelombang epileptogenik yang perlambatannya paroksismal dapat dianggap khas untuk epilepsi. Jika rekaman yang negatif yaitu tidak menunjukkan kelainan khas untuk epilepsi, tidak menyingkirkan adanya epilepsi.
Kelainan EEG yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan sawan epileptik adalah aktivitas epileptiform, yaitu berupa gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lambat. Adanya kelainan fokal atau fokus pada EEG menunjukkan adanya sawan parsial, tetapi fokus pada lobus temporalis tidak selalu mudah di lihat, kadang memerlukan provokasi dengan hiperventilasi atau tidur




2.      Neuro Radiologi
Pemeriksaan foto polos kepala ( mendeteksi adanya fraktur ), CT scan ( mendeteksi adanya infark, hematom, tumor, hidrosefalus )
3.      Laboratorium
Memastikan kelainan sistemik ( hipoglikemik, hiponatremia, uremi dan lain-lain )

Penatalaksanaan atau manajemen epilepsi bertujuan untuk menyembuhkan atau bila tidak mampu menyembuhkan, paling tidak membatasi gejala-gejala dan mengurangi efek samping pengobatan. (1)

Untuk penanganan epilepsi dengan hasil maksimal, ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan di bawah ini : (2)
1.      Diagnosis
2.      Jenis epilepsi
3.      Usia
4.      Keadaan sosio ekonomi
5.      Faktor kepatuhan

Dalam pengobatan epilepsi yang terpenting adalah memberi obat ani epilepsi dengan dosis serendah-rendahnya yang dapat mencegah serangan tanpa menimbulkan gejala toksis. Jika dengan satu macam obat tidak di dapat hasil yang memuaskan, maka obat tersebut dapat diganti dengan obat lain dan bila belum efektif dapat dikombinasikan. Penghentian obat yang pertama boleh mendadak akan tetapi dosis berangsur-angsur dikurangi sambil menambah obat lain yang dosisnya dinaikkan secara 
bertahap juga. (2)

Pemakaian obat antiepileptik agar benar dan bermanfaat, perlu pengetahuan tentang farmakokinetik obat. Salah satu yang harus diketahui adalah waktu paruh obat. Bila obat diberikan dengan dosis interval kurang atau sama dengan waktu paruh maka akumulasi obat akan terjadi. Pada awal pengobatan, absorpsi akan melebihi eliminasi, sehingga jumlah obat dalam tubuh akan bertambah pada pemberian ulang dengan dosis yang sama, juga kadar obat dalam serum akan bertambah dan jumlah obat yang dieliminasi akan bertambah, sampai suatu saat kan tercapai titik dimana absorpsi sama dengan eliminasi dan jumlah obat dalam tubuh tetap, ini yang dinamakan status tetap ( steady state ). (1)

Berikut beberapa obat anti epilepsi berdasarkan waktu paruh obat : (1)
Nama Obat
Dosis ( mg/kg)
T 1/2
Status tetap
Kadar terapeutik
Fenobarbital

Difenilhidantion

Karbamazepin
1,5 – 3

4

1,5 - 8
4 hari

22 jam

7-18 jam
10 – 15 hari

4 – 5 hari

2 – 3 hari
20 – 40 ug/ml

10 – 20 ug/ml

4 – 12 ug/ml

Beberapa macam obat anti epilepsi berdasarkan dosis/hari : (2)
Obat
Dosis/hari ( dewasa ) mg/kg
Dosis/hari (anak) mg/kg
Karbamazipen
300-1200
10-20
Fenitoin
100-500
5-8
Fenobarbital
100-300
5-10
Etosuksimid
500-1500
15-50
Valproat
400-2500
20-30
Klonasepan
1,5-10
0,1

Kesimpulan penanganan epilepsi :
1.      Penegakan diagnosis yang tepat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2.      Pemilihan obat berdasarkan usia, jenis kelamin dan memperhatikan waktu paruh obat
3.      Dalam penanganan dan pemberian terapi penderita epilepsi diperhatikan faktor sosio ekonomi karena pemakaian obat anti epilepsi yang berlangsung lama
4.      Faktor kepatuhan pasien untuk menjamin keberhasilan terapi sangat penting, bahwa pasien minum obat secara teratur dan untuk jangka panjang sesuai dengan petunjuk dokter

Daftar Pustaka :
1.      Tjahjadi, T, Dikot, Y, Gunawan, D. 2007. Gambaran Umum Mengenai Epilepsi dalam buku Kapita Selekta Neurogi. Gajah mada University Press, Yogyakarta.

2.      Syamsudin, H. 2007. Epilepsi dalam buku Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Neurologi. Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. 


1 komentar:

  1. Coin Casino - No Deposit Required - Casinowoworld
    Coin Casino is an online casino that lets you 인카지노 play games for real money or for free. You can play on any deccasino device that you want, either by playing real money or 메리트카지노

    BalasHapus